Praktikum Biologi: Alat Indera
Judul: Alat Indera
Tujuan:
- mengetahui bintik buta dan bintik kuning mata
- mengetahui kesensitifitas hidung
- mengetahui bagian tersensitif dari tangan
Alat dan bahan:
- Kertas HVS
- Tusuk gigi
- kapas
- minyak angin
- penggaris 30 cm
- spidol
- jam
Langkah Kerja:
- Mata - Menentukan bintik buta dan bintik kuning mata
- Gambar di selembar kertas HVS tanda "+" dan "-" (sebesar 3-4cm) yang diberi jarak sekitar 5 cm.
- Pegang gambar dengan tangan kanan dan posisi tanda "+" terletak di depan mata kanan. Tutup mata kiri dengan tangan kiri.
- pandangan difokuskan ke tanda "+"
- perlahan menggerakan tangan kanan mendekat ke arah mata kanan hingga tanda "-" menghilang, lalu jarak diukur (untuk jarak bintik kuning + dan untuk jarak bintik buta -).
- Cara kerja diulang untuk mata kiri.
- Lakukan kegiatan ini di ruangan dengan pencahayaan yang baik.
- Hidung
- Ambil kapas dan dioleskan dengan minyak angin.
- Letakkan kapas di depan hidung tanpa kontak dengan hidung (beri jarak sekitar 1cm) kemudian hirup sebanyak 1x.
- Jauhkan kapas tersebut dari hidung.
- Hitung waktu hingga bau minyak angin tidak terasa lagi.
- Peraba
- Ambil tusuk gigi
- Dengan tekanan yang sama, tusuk bagian ventral dan dorsal dari salah satu tangan.
- Dengan tekanan yang sama, tusuk kelima ujung jari dari salah satu tangan.
- Catat bagian yang terasa paling sakit.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan:
1. Mata
Bintik buta (blind spot) merupakan bagian pada belakang mata yang tidak memiliki sel-sel penglihatan (sel fotoreseptor). Objek di depan mata dengan jarak tertentu yang jatuh pada bintik buta, tidak dapat dilihat. Bintik buta merupakan titik dimana saraf optik meninggalkan mata yang dibawa ke otak untuk diolah menjadi bayangan (seperti mata kita melihat). Jarak rata-rata bintik buta adalah 20cm untuk kedua mata, hal ini berarti pada jarak objek 20cm dari mata, simbol + dan - tidak dapat dilihat oleh seluruh sampel. Bintik buta adalah hal yang alami dan tidak mengganggu penglihatan sehari-hari. Ini karena otak kita mampu untuk mengkompensasi keberadaan bintik buta dengan area sekitarnya (yang dilihat oleh mata), sehingga kita tidak menyadari keberadaan bintik buta saat melihat objek di sekitarnya.
Bintik kuning (yellow spot) hanya berisi fotoreseptor yang berbentuk sel kerucut. Sel kerucut bertanggung jawab dalam penglihatan warna dan penglihatan yang tajam. Jarak rata-rata bintik kuning adalah 26cm untuk kedua mata, hal ini berarti pada jarak objek 26cm dari mata, simbol + dan - dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh sampel.
Persebaran sel-sel foto reseptor tidak merata sehingga jarak bintuk buta mata kanan dan bintik buta mata kiri berbeda.
2. Hidung
Hidung mampu mendeteksi bau dengan menggunakan sel-sel reseptor (olfaktori) yang ada dalam hidung. Hidung sangat peka terhadap bau/aroma/wangi. Sel reseptor akan mengirimkan sinyal ke otak untuk diinterpretasikan sebagai bau yang kita rasakan. Kepekaannya bersifat mudah hilang. Lama bau bertahan bergantung pada kondisi hidung dan bervariasi pada setiap individu. Faktor-faktor seperti genetik, kebiasaan hidung dengan aroma, dan kondisi kesehatan hidung dapat memengaruhi sensitifitas dan batas bawah kepekaan indra penciuman seseorang.
3. Peraba
Indra peraba memiliki reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, suhu, serta rasa sakit. Reseptor tidak merata di seluruh permukaan tubuh. Ujung jari manusia, terutama jari-jari tangan, memiliki kepadatan reseptor yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap objek yang kontak dengan ujung jari kita. Bagian ventral tangan (bagian dalam telapak tangan), juga memiliki kepadatan reseptor yang relatif tinggi. Itu sebabnya area tersebut sangat sensitif terhadap sensasi sentuhan dan tekanan. Sensitivitas dan persepsi terhadap sensasi sentuhan, tekanan, temperatur, dan rasa sakit dapat bervariasi antara individu, sehingga setiap sampel memiliki hasil yang berbeda. Sementara d